Hitam Putih Ramadhan.
Oleh : Rini Ariyanti
Ruangmu
begitu putih untuk kealpaan manusia
Bukan
sebuah altar.
Bukan
pula warna singgahmu.
Di
sana , ada
sebuah kemuliaan
Lebih
mulia dari seribu bulan.
Dari
Tangan Tuhan Yang Maha Pengasih.
Bernaung
dalam limpahan Pahala yang berlipat ganda.
Limpahan
rizki yang mengalir.
Sandaran
kesehatan tuk cipta amal ibadah.
Terukur
dalam gelombang ruh-ruh keikhlasan.
Akan
sebuah penghambaan dan kesadaran.
Tanpa
ikhlas semua tersia.
Pada
kepak burung layang-layang.
Mataku
tercekat.
Mengkalkulasi
rentetan hari dalam kalender.
Akan hitungan
hari yang telah terlewati.
Hitam atau putihkah?
Atas
sebuah nama bulan
Terukir
dalam kemuliaan,
Ramadhan
namanya.
Kini,hari-hari
itu merangkak meninggalkan Ramadhan.
Memintal
benang hari
Dan
menyulamnya menjadi lembaran baru.
Pergantian matahari dan bulan mengajarkan
makna.
Hitam atau putihkah?
Juga mengajarkan waktu.
Tipisnya antara kesempatan dan kesempitan.
Memaknai teras-teras beruangkan Ramadhan.
Akankah bertemu lagi di ruang ini?
Dalam kepekaan malam yang beranjak.
Satu episode telah pergi.
Ramadhan perlahan usai.
Meski sisa sebuah Tanya.
Akankah kembali bersua Ramadhan?
Dalam hitam putih warnanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar